Tentang Perjalanan dan Cerita dibalik Pantai Popoh
Dari sekian banyak pantai - pantai di Tulungagung, Popoh bisa dibilang sebagai rajanya. Hampir semua orang Tulungagung pasti pernah mendengarnya. Bahkan tidak sedikit yang memiliki kenagan masa kecil di tempat tersebut. Popoh adalah pantai pertama yang secara khusus dibangun dengan segala fasilitas lengkapnya. Dulu tempat ini adalah salah satu referensi utama ketika berkunjung ke Tulungagung. “Belum ke Tulungagung kalau belum ke Popoh” ungkapan tersebut menjadi slogan kuat hingga sekarang. Tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga budaya dan sejarah panjang yang sangat asik untuk ditelusuri. Ada pantai dengan batu dan pohon pohon besarnya yang rimbun, Ada aktifitas nelayan dan tempat pelelangan ikanya, Serta keindahan laut bebas dan cerita di balik padepokan reco pentung / reco sewu.
Suasana halaman depan pantai Popoh yang ramai pengunung |
Dari
sekian banyak pantai - pantai di Tulungagung, Popoh bisa dibilang sebagai rajanya.
Hampir semua orang Tulungagung pasti pernah mendengarnya. Bahkan tidak sedikit
yang memiliki kenagan masa kecil di tempat tersebut.
Popoh adalah pantai
pertama yang secara khusus dibangun dengan segala fasilitas lengkapnya. Dulu
tempat ini adalah salah satu referensi utama ketika berkunjung ke Tulungagung. “Belum
ke Tulungagung kalau belum ke Popoh” ungkapan tersebut menjadi slogan kuat
hingga sekarang.
Tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga budaya dan
sejarah panjang yang sangat asik untuk ditelusuri. Ada pantai dengan batu dan pohon
pohon besarnya yang rimbun, Ada aktifitas nelayan dan tempat pelelangan ikanya,
Serta keindahan laut bebas dan cerita di balik padepokan reco pentung / reco
sewu.
Sejarah Pantai Popoh
Sebelum
berbicara tentang popoh ada baiknya kita menengok dulu sejarah panjang yang
terdapat didalamnya. Versi yang lebih
lama mengungkapkan bahwa kisah popoh bermula dari seorang tokoh legendaris Tumenggung
Yudhonegoro. Masyarakat
popoh juga menyebutnya dengan nama asli Raden Kromodipo, beliau adalah kepala
prajurit dari Kerajaan Mataram. Kerajaan mataram yang sedang gencar
melakukan perluasan wilyah melakukan ekspansi dibeberapa kawasan pantai
selatan.
Gapura berbentuk gunungan wayang di Pantai Popoh |
Termasuk di wilayah popoh yang kala itu masih berupa hutan belantara. Tumenggung
Yudhonegoro mendapat tugas dari atasanya Adipati Andong Biru salah seorang
pembesar kerajaan mataram yang memiliki kekuasaan di pesisir jawa bagaian
selatan. Sang Tumenggung diminta untuk melakukan babat alas sekaligus membuat
pemukian di wilayah popoh. Tugas itupun akhirnya dilaksanakan dan berhasil
menjadikan kawasan baru berpenduduk di wilayah pantai selatan Popoh.
Atas jasa
besar tersebut Tumenggung Yudhonegoro mendapat
keistimewaan untuk mempersunting putri Gambar Inten, anak dari Adipati Andong
Biru. Sebagai bentuk rasa syukurnya sang Tumenggung
melakukan sedekah laut dengan cara melarung sembonyo ke laut pantai
Popoh. Tradisi larung sembonyo tersebut masih dipertahankan secara turun
temurun hingga saat ini oleh masyarakat Popoh. Setiap tahun tepatnya di hari
minggu kliwon bulan Selo sesuai kalender Jawa larung sembonya selalu meriah dan
mengundang banyak orang untuk datang ke Popoh.
Mengunjungi Pantai Popoh
Saya
memulai perjalanan dari pusat kota Tulungagung. Bergerak menuju ke selatan
melewati kecamatan Boyolangu, dan Kecamatan Campurdarat yang tersohor dengan
industri marmer terbesar se-Asia tenggara.
Perjalanan terus berlanjut menuju
Kecamatan Besuki, yang merupakan lokasi pantai Popoh berada. karena tempat ini adalah
salah satu dari tempat wisata terkenal, maka banyak papan penunjuk jalan menuju
kesana. Menempuh hampir 35 kilometer dari pusat kota, saya disambut gapura
bertuliskan “selamat datang di Pantai Indah Popoh” yang mengindikasikan semakin
dekatnya dengan lokasi tujuan.
Memang betul semakin dekat, akan tetapi tidak
sedekat yang dibayangkan. Setelah gapura tersebut masih ada jalan menanjak yang
harus dituntaskan. Meskipun kondisi jalan beraspal mulus namun lokasinya yang
berada di pegunungan memaksa siapa pun untuk ekstra hati - hati. Hutan jati
mendominasi pemandangan disisi kanan dan kiri jalan.
Dari jauh kemegahan bukit
- bukit marmer tampak nyata pada perjalanan ini. Terlihat balok - balok putih
besar lengkap dengan segala aktifitas eksploitasinya. Semakin keatas
panoramanya semakin tampak nyaman dipandang. Hamparan ladang jagung dengan
latar belakang samudra Indonesia menjadi salah satu bagian dari kenangan
perjalanan ini.
Ada
dua jalan bercabang, dari papan penunjuk arah tertulis degan jelas. Arah lurus
langsung menuju pantai popoh. Sementara untuk arah kiri menuju padepokan reco penthung,
pantai coro dan banyu mulok. Saya memilih mengambil jalan lurus lebih dahulu. Jalanya
berubah menurun lumayan tajam, harus konsentrasi dan cekatan memainkan rem.
Terlihat kendaraan - kendaraan pribadi bahkan bus wisata mulai berbaris menuju
arah yang sama. Pemukiman mulai tampak padat. Kios - kios pedagang makanan dan
souvenir rapi berjajar di sepanjang jalan masuk.
Patung reco penthung yang menjadi icon pantai popoh |
Setelah
memarkirkan kendaraan saya lebih asik mengamati bangunan berbentuk pendopo itu.
Kebutulan ada serangkaian kegiatan budaya di dalamnya. Di sebelah barat pendopo
terdapat panggung berukuran sedang, cocok untuk pagelaran pentas seni. Yang mudah
diingat adalah keeradaan patung penjaga berwujud buto (moster) yang sering
disebut sebagai dwarapala.
Patung Dwarapala menjadi simbol setia mengamankan bangunan
pendopo. Masyarakat Tulungagung khususnya di wilayah popoh lebih mengenal patung
dwarapala dengan sebutan Reco Penthung. Sebuah meriam tua juga dipajang dengan
gagahnya di halaman pendopo. Tertulis nama “kyai roro” dalam aksara jawa. Menurut
saya pengelola pantai ini juga ingin menonjolkan sisi budaya untuk disuguhkan
bagi para tamu yang datang.
Pantai
popoh ini didominasi karang landai dengan sedikit pasir. Harus melewati
beberapa undakan anak tangga menurun kebawah untuk dapat menikmati pantainya. Menerawang
kedepan, mata ini disuguhi perahu - perahu nelayan yang bersandar ramai. Semua mengenakan
atribut bendera merah putih diujung paling atas perahu. Dari sela - sela perahu
terlihat juga keramba - keramba budidaya. Sementara di sebelah barat yang
berbatasan dengan pantai sidem dibuat tanggul buatan untuk menahan abrasi.
Bentuknya unik memiliki pola semacam silindris yang tersusun rapi dan berpola.
Di atasnya dibangun jalan setapak berpaving yang memanjang sampai ujung tebing.
Saya menjumpai goa kecil menghadap arah laut saat mencoba menapaki jalan
tersebut.
Meskipun terkenal dengan mistisnya namun sungguh pemandangan dan suasana alamnya memiliki kesan tersendiri. Sambil melangkahkan kaki saya kembali ke bagian tengah pantai popoh. Menerobos para pedagang makanan dan melewati gapura berbentuk gunungan wayang. Aneka macam souvenir khas Tulungagung tumpah ruah disini. Mulai dari kerajinan marmer dan kerajinan lain khas penduduk pesisir ramai diburu pengunjung. Di bagian lain penjual aneka hasil laut berkumpul dan membuat grub sendiri. Lapak ikan segar sampai dengan ikan bakar berasap gurihnya menyesaki tempat tersebut. Ini mungkin yang paling ramai Karena pengunjung yang datang mayoritas dari luar kota Tulungagung yang jauh dari pesisir.
Diseberang
jalan pengelola pantai popoh membangun taman bermain. Lengkap dengan patung - patung
hewan dan figur manusia dengan berbagai profesi. Sekali lagi pohon yang besar
menaungi taman bermain ini. Sejuk, hijau dan rindang kesan tersebut seolah
belum cukup menggambarkan suasananya. Di atas taman ada semacam penginapan,
terlihat tua dan sederhana. Ini mungkin bisa jadi alternatif bagi yang ingin
menginab di Pantai Popoh.
Rasa
penasaran saya belum cukup sampai disini. Pantai Popoh ini punya semacam
dermaga berukuran sedang untuk bersandar perahu - perahu nelayan. Tentunya sepaket
dengan tempat pelelangan ikan yang selalu sibuk dengan aktifitasnya. Terbuat
dari bongkahan batu - batu besar yang disusun menjorok ke tengah laut, dermaga
tersebut terlihat kokoh sebagai sandaran. Ya perahu - perahu nelayan hilir
mudik memenuhi dermaga disebelah barat. Sementara di timur dermaga hanya ada
beberapa keramba namun bisa dihitung jari. Di sisi timur ini adalah faforitnya
para pemancing ikan. Airnya lebih tenag dengan sedikit ombak, hal ini disebabkan
letaknya yang berupa teluk.
Cerita
diatas hanya secuil dari gambaran tentang Popoh. Perjalanan masih terus
berlanjut, ada bagian dua yang saya tulis terpisah. Yaitu pembahasan tentang bapak
Soemiran tokoh yang berjasa besar dalam membangun Pantai Popoh, tentang cerita
padepokan Reco Pentung dengan seribu reconya dan eksotisme laut bebas (lepas) yang
masih satu area dengan pantai popoh.
Baca Juga : Daftar 50 Pantai Ternama di Tulungagung